Yogyakarta (ANTARA News) - Indonesia perlu mewaspadai ledakan penduduk
dikarenakan berdampak pada kualitas kehidupan manusia, kata kepala
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Sugiri Syarief.
"Indonesia saat ini masih dalam posisi peringkat empat besar
negara di dunia yang menyumbang jumlah penduduk terbesar," kata dia
dalam seminar nasional tentang kesehatan reproduksi perempuan yang
digagas `Aisyiyah di Yogyakarta, Kamis.
Dia mengatakan ledakan jumlah penduduk di Indonesia setiap 100 tahun naik lima kali lipat kerimbang 100 tahun sebelumnya.
"Pada Tahun 1900 jumlah penduduk mencapai 40 juta, sedangkan pada Tahun 2000 mencapaii 200 juta," katanya.
Dia mengatakan dengan kondisi Indonesia saat ini, pihaknya
memprediksi jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2100 mencapai satu
miliar atau naik lima kali lipat ketimbang seratus tahun sebelumnya.
Menurut dia, ledakan jumlah penduduk di Indonesia akan berdampak
pada kualitas kesehatan, lingkungan, dan ketersediaan pangan.
"Kalau jumlah penduduknya bertambah maka akan berdampak pada
kebutuhan pangan yang besar. Indonesia bebannya akan semakin besar
karena saat ini masih mengimpor beras," kata dia.
Sementara itu, untuk masalah kesehatan akan berdampak pada
tingkat kematian ibu hamil dan beragam persoalan kesehatan, seperti
kasus aborsi.
Ia mengatakan menekan jumlah penduduk perlu dilakukan untuk
menghemart investasi pemenuhan hak dasar masyarakat, seperti,
pendidikan, kesehatan, gizi, nutrisi, sandang, dan perumahan.
Selain itu, jumlah penduduk yaang bisa ditekan juga akan
menghemat biaya perawatan kesehatan saat kehamilan, kelahiran, perawatan
bayi dan balita.
Dia mengatakan persoalan kesehatan selama ini menyangkut angka kematian ibu yang masih tinggi dan angka kematian balita.
"Kesehatan reproduksi selama ini menjadi bagian penting dari masalah kependudukan yang sulit diselesaikan," katanya.
Ia mengatakan untuk aspek lingkungan jumlah penduduk yang bisa ditekan akan mengurangi penyediaan perumahan dan air bersih.
Sementara itu, Kepala Bagian Politik Kedutaan Besar Kerajaan
Belanda untuk Indonesia Maarten Boef dalam kesempatan itu mengatakan
pelayanan kesehatan masyarakat merupakan bagian dari pemenuhan hak asasi
manusia.
Ia mengatakan Kedutaan Besar Kerajaan Belanda bekerja sama
dengan Asia Foundation mendukung pemenuhan kesehatan reproduksi
perempuan melalui pemberian beasiswa kepada mahasiswa kebidanan dari
daerah terpencil.
"Mahasiswa yang memperoleh beasiswa dipersiapkan menjadi
bidan-bidan di desa terpencil untuk memenuhi layanan kesehatan
reproduksi perempuan. Mereka yang telah menyelesaikan studi di akademi
milik asyiyah akan bekerja untuk masyarakat dan komunitasnya," katanya.
(ANT)
Ledakan Penduduk Indonesia sangat Memprihatinkan
1:06 AM |
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment