Jakarta sudah benar-benar overload karena daya tampung penduduk Ibu
Kota yang sudah melebihi kapasitas. Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo
menganggap masalah terbesar yang saat ini terjadi di Jakarta adalah
membludaknya jumlah penduduk di Jakarta.
Selain macet dan banjir, peningkatan jumlah penduduk mengakibatkan
sebagain besar lahan di Jakarta dipadati pemukiman, sentra bisnis dan
perkantoran yang lebih mengerikan dari pada itu adalah ada wacana yang
disebutkan para ahli bahwa 2080 ada kemungkinan Jakarta akan tenggelam.
Jakarta sebagai pusat ekonomi, social, budaya, hukum pemerintahan dan
juga politik. Jakarta menjadi pusat segala peradaban yang terjadi di
Indonesia. Semuanya ada di Jakarta. Masyarakat Indonesia memandang
Jakarta sebagai tambang emas, karena semuanya ada di Jakarta. Oleh
karena itu banyak para urban berbondong-bondong ke kota ini dengan
tujuan dapat merubah kondisi perekonomian di desa.
Jakarta dalam Surat kabar The Jakarta Post (edisi Jumat, 21 Agustus
2010) menyebutkan bahwa penduduk Jakarta berada pada tingkat yang
mengkhawatirkan. Menurut hasil sensus nasional terakhir, ibu kota dihuni
oleh hampir 9,6 juta orang melebihi proyeksi penduduk sebesar 9,2 juta
untuk tahun 2025. Populasi kota ini adalah 4 persen dari total penduduk
negara, 237.600.000 orang.
Dengan angka-angka ini, kita dapat melihat bahwa populasi kota telah
tumbuh 4,4 persen selama 10 tahun terakhir, naik dari 8,3 juta pada
tahun 2000. Apa yang dikatakan angka-angka ini? “Ibukota telah kelebihan
penduduk.” Pada tingkat ini, Jakarta memiliki kepadatan penduduk 14.476
orang per kilometer persegi. Sebagai akibatnya, para pembuat kebijakan
kota perlu merevisi banyak target pembangunan kota ini, termasuk
penciptaan lapangan kerja, ketahanan pangan, perumahan, kesehatan dan
infrastruktur, sebagai peredam masalah pada saat kota sudah mengalami
kepadatan penduduk yang sangat menghawatirkan.
PENYEBAB
Jumlah penduduk ditentukan oleh : 1. Angka kelahiran 2. Angka
kematian 3. Perpindahan penduduk, yang meliputi :a. Urbanisasi, b.
Reurbanisasi, c. Emigrasi, d. Imigrasi, yaitu e. Remigrasi, f.
Transmigrasi. Yang menjadi focus penyebab kepadatan penduduk Jakarta
saat ini adalah adalah Urbanisasi. Dimana, fakta berbicara bahwa
penduduk kota Jakarta mayoritas adalah para urban. Badan Pusat Statistik
(BPS) DKI Jakarta 2010 mengatakan bahwa jumlah penduduk Jakarta
bertambah sebanyak 134.234 jiwa per tahun. Jika tidak ada program dari
pemerintah untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, maka pada 2020
Jakarta akan menjadi lautan manusia. Kenapa mereka berurbanisasi ke
Jakarta?
Ada banyak faktor yang memicu urbanisasi misalnya; modernisasi
teknologi, rakyat pedesaan selalu dibombardir dengan kehidupan serba wah
yang ada di kota besar sehingga semakin mendorong mereka meninggalkan
kampungnya. Pendidikan. Faktor pendidikan juga sangat berpengaruh
terhadap melunjaknya jumlah penduduk. Universitas terbaik di Indonesia
baik negeri maupun swasta ada perkotaan termasuk di Jakarta. Lapangan
Kerja. Jakarta sebagai kota besar dan berpenduduk banyak tentunya sangat
menjanjikan untuk orang-orang kecil yang berniat untuk mencari sesuap
nasi dikota ini mulai dari pedagang kaki lima (PKL), pedagang asongan,
tukang ojek, tukang sngat menjanjikan untuk hidup.emir sepatu, buruh
pabrik, pembantu rumah tangga, office boy, satpam, sopir, kondektur dll
yang penting bisa bekerja tanpa nmempunyai keahlian khusus. Jika
ditambah dengan orang-arang yang berkeahlian khusus yang didatangkan
dari luar kota maupunh luar negeri untuk bekerja di Jakarta. Pusat
Hiburan. Jakarta merupakan magnet dan pintu gerbang Indonesia. Indonesia
mempunyai daya tarik tersendiri sebagai kota Jakarta dekat dengan
tempat – tempat hiburan yang sperti mall, pantai indah kapuk, dufan,
pantai Tidung, sea world dan banyak arena-arena yang lainnya yang tidak
ada di kota-kota lain di Indonesia.