Cermin untuk Bangsa Indonesia
Pengenalan Solusi
masalah kependudukan di indonesia dan solusinya
Pertumbunah penduduk yang terus meningkat di Indonesia dari pengumpulan data Sensus Penduduk 2010 telah mencapai 90 persen. Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan penduduk Indonesia akan mencapai 240 juta. Jumlah tersebut lebih tinggi dari perkiraan semula 235 juta.
Penyebab padatnya penduduk adalah karna pemerintah gagal menjalankan program KB, gagal melakukan program transmirgasi, tidak menggunakan lahan secara optimal, pembangunan tidak merata.
Akibat dampak padatnya penduduk ini banyak mengakibatkan:
1. Terdapat pengangguran yang tinggi,
2. Sering terjadi tawuran,
3. Kelaparan pendudukan,
4. Kemiskinan.
Cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengimbangi pertambahan jumlah penduduk adalah:
1. Penambahan dan penciptaan lapangan kerja,
2. Meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan,
3. Mengurangi kepadatan penduduk dengan program transmigrasi,
4. Meningkatkan produksi dan pencarian sumber makanan.
Pertumbunah penduduk yang terus meningkat di Indonesia mengakibatkan menahan lajunya tingkat pendidikan. Pastinya akan banyak anak anak Indonesia, masa depan Indonesia yang harus hilang sia – sia begitu saja..!!! untuk itu pemerintah di harapkan mengatsi permasalahan tingkat pendidikan untuk warga yang kurang mampu, contoh dari sebuah keluarga yang kurang mampu misalnya, mereka mempunyai beberapa orang anak yang seharusnya masih melanjutkan tingkat pendidikan di sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas, tapi apa daya karena tidak memiliki cukup banyak uang untuk menyekolahkan anak mereka tersebut, akhirnya anak mereka terpakasa putus sekolah.
Ledakan Penduduk Indonesia sangat Memprihatinkan
Yogyakarta (ANTARA News) - Indonesia perlu mewaspadai ledakan penduduk
dikarenakan berdampak pada kualitas kehidupan manusia, kata kepala
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Sugiri Syarief.
"Indonesia saat ini masih dalam posisi peringkat empat besar
negara di dunia yang menyumbang jumlah penduduk terbesar," kata dia
dalam seminar nasional tentang kesehatan reproduksi perempuan yang
digagas `Aisyiyah di Yogyakarta, Kamis.
Dia mengatakan ledakan jumlah penduduk di Indonesia setiap 100 tahun naik lima kali lipat kerimbang 100 tahun sebelumnya.
"Pada Tahun 1900 jumlah penduduk mencapai 40 juta, sedangkan pada Tahun 2000 mencapaii 200 juta," katanya.
Dia mengatakan dengan kondisi Indonesia saat ini, pihaknya
memprediksi jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2100 mencapai satu
miliar atau naik lima kali lipat ketimbang seratus tahun sebelumnya.
Menurut dia, ledakan jumlah penduduk di Indonesia akan berdampak
pada kualitas kesehatan, lingkungan, dan ketersediaan pangan.
"Kalau jumlah penduduknya bertambah maka akan berdampak pada
kebutuhan pangan yang besar. Indonesia bebannya akan semakin besar
karena saat ini masih mengimpor beras," kata dia.
Sementara itu, untuk masalah kesehatan akan berdampak pada
tingkat kematian ibu hamil dan beragam persoalan kesehatan, seperti
kasus aborsi.
Ia mengatakan menekan jumlah penduduk perlu dilakukan untuk
menghemart investasi pemenuhan hak dasar masyarakat, seperti,
pendidikan, kesehatan, gizi, nutrisi, sandang, dan perumahan.
Selain itu, jumlah penduduk yaang bisa ditekan juga akan
menghemat biaya perawatan kesehatan saat kehamilan, kelahiran, perawatan
bayi dan balita.
Dia mengatakan persoalan kesehatan selama ini menyangkut angka kematian ibu yang masih tinggi dan angka kematian balita.
Tuntutan kepada Ibukota Panutan
Jakarta sudah benar-benar overload karena daya tampung penduduk Ibu
Kota yang sudah melebihi kapasitas. Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo
menganggap masalah terbesar yang saat ini terjadi di Jakarta adalah
membludaknya jumlah penduduk di Jakarta.
Selain macet dan banjir, peningkatan jumlah penduduk mengakibatkan
sebagain besar lahan di Jakarta dipadati pemukiman, sentra bisnis dan
perkantoran yang lebih mengerikan dari pada itu adalah ada wacana yang
disebutkan para ahli bahwa 2080 ada kemungkinan Jakarta akan tenggelam.
Jakarta sebagai pusat ekonomi, social, budaya, hukum pemerintahan dan
juga politik. Jakarta menjadi pusat segala peradaban yang terjadi di
Indonesia. Semuanya ada di Jakarta. Masyarakat Indonesia memandang
Jakarta sebagai tambang emas, karena semuanya ada di Jakarta. Oleh
karena itu banyak para urban berbondong-bondong ke kota ini dengan
tujuan dapat merubah kondisi perekonomian di desa.
Jakarta dalam Surat kabar The Jakarta Post (edisi Jumat, 21 Agustus
2010) menyebutkan bahwa penduduk Jakarta berada pada tingkat yang
mengkhawatirkan. Menurut hasil sensus nasional terakhir, ibu kota dihuni
oleh hampir 9,6 juta orang melebihi proyeksi penduduk sebesar 9,2 juta
untuk tahun 2025. Populasi kota ini adalah 4 persen dari total penduduk
negara, 237.600.000 orang.
Dengan angka-angka ini, kita dapat melihat bahwa populasi kota telah
tumbuh 4,4 persen selama 10 tahun terakhir, naik dari 8,3 juta pada
tahun 2000. Apa yang dikatakan angka-angka ini? “Ibukota telah kelebihan
penduduk.” Pada tingkat ini, Jakarta memiliki kepadatan penduduk 14.476
orang per kilometer persegi. Sebagai akibatnya, para pembuat kebijakan
kota perlu merevisi banyak target pembangunan kota ini, termasuk
penciptaan lapangan kerja, ketahanan pangan, perumahan, kesehatan dan
infrastruktur, sebagai peredam masalah pada saat kota sudah mengalami
kepadatan penduduk yang sangat menghawatirkan.
PENYEBAB
Jumlah penduduk ditentukan oleh : 1. Angka kelahiran 2. Angka
kematian 3. Perpindahan penduduk, yang meliputi :a. Urbanisasi, b.
Reurbanisasi, c. Emigrasi, d. Imigrasi, yaitu e. Remigrasi, f.
Transmigrasi. Yang menjadi focus penyebab kepadatan penduduk Jakarta
saat ini adalah adalah Urbanisasi. Dimana, fakta berbicara bahwa
penduduk kota Jakarta mayoritas adalah para urban. Badan Pusat Statistik
(BPS) DKI Jakarta 2010 mengatakan bahwa jumlah penduduk Jakarta
bertambah sebanyak 134.234 jiwa per tahun. Jika tidak ada program dari
pemerintah untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, maka pada 2020
Jakarta akan menjadi lautan manusia. Kenapa mereka berurbanisasi ke
Jakarta?
Ada banyak faktor yang memicu urbanisasi misalnya; modernisasi
teknologi, rakyat pedesaan selalu dibombardir dengan kehidupan serba wah
yang ada di kota besar sehingga semakin mendorong mereka meninggalkan
kampungnya. Pendidikan. Faktor pendidikan juga sangat berpengaruh
terhadap melunjaknya jumlah penduduk. Universitas terbaik di Indonesia
baik negeri maupun swasta ada perkotaan termasuk di Jakarta. Lapangan
Kerja. Jakarta sebagai kota besar dan berpenduduk banyak tentunya sangat
menjanjikan untuk orang-orang kecil yang berniat untuk mencari sesuap
nasi dikota ini mulai dari pedagang kaki lima (PKL), pedagang asongan,
tukang ojek, tukang sngat menjanjikan untuk hidup.emir sepatu, buruh
pabrik, pembantu rumah tangga, office boy, satpam, sopir, kondektur dll
yang penting bisa bekerja tanpa nmempunyai keahlian khusus. Jika
ditambah dengan orang-arang yang berkeahlian khusus yang didatangkan
dari luar kota maupunh luar negeri untuk bekerja di Jakarta. Pusat
Hiburan. Jakarta merupakan magnet dan pintu gerbang Indonesia. Indonesia
mempunyai daya tarik tersendiri sebagai kota Jakarta dekat dengan
tempat – tempat hiburan yang sperti mall, pantai indah kapuk, dufan,
pantai Tidung, sea world dan banyak arena-arena yang lainnya yang tidak
ada di kota-kota lain di Indonesia.
Info dari BKKBN
JAKARTA (KRjogja.com) - Indonesia merupakan negara yang
memiliki jumlah penduduk terbesar keempat di dunia setelah China,
India, Amerika Serikat. Dengan laju pertumbuhan penduduk 1,49% setiap
tahun, bila saat ini jumlah penduduk di Indonesia 240 juta jiwa,
diperkirakan terjadi penambahan 10.000 bayi lahir setiap hari. Demikian
disampaikan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) Fasli Jalal di Jakarta, Rabu (19/06/2013).
Laju
pertumbuhan penduduk Indonesia yang tidak diimbangi dengan peningkatan
kualitas sumber daya manusia tentu cukup mengkhawatirkan. Saat ini angka
rata-rata lama sekolah (years of schooling) penduduk Indonesia adalah
5,9 tahun. Itu artinya kalau dirata-rata penduduk Indonesia hanya
mengenyam pendidikan sampai sekolah dasar.
Masalah kependudukan
di Indonesia masih diperumit dengan berbagai problem sosial
kemasyarakatan yang cukup serius. Kecenderungan menikah di usia muda,
memiliki anak ketika usia belum mencukupi, atau gaya hidup sex bebas
yang banyak menggejala di masyarakat perkotaan jelas menjadi persoalan
serius yang harus dihadapi bersama.
Menurunnya Kualitas Penduduk di Indonesia
Pendidikan merupakan salah satu indikator kualitas penduduk. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dicapai, maka semakin tinggi pula kualitas sumber daya manusia yang dimiliki. Secara umum, tingkat pendidikan penduduk Indonesia masih tergolong relatif rendah. Akan tetapi, tingkat pendidikan masyarakat tersebut senantiasa diupayakan untuk selalu ditingkatkan dari tahun ke tahun. Contohnya pada zaman sekarang banyak anak tidak bersekolah bahkan banyak anak yang lebih memilih bekerja dari pada bersekolah. Kurangnya perhatian pemerintah terhadap pendidikan. Dan juga kurangnya kesadaran untuk bersekolah.
Tingkat kesehatan merupakan salah satu indikator kualitas penduduk suatu negara. Dalam hal ini, tingkat kesehatan dapat diindikasikan dari angka kematian bayi, angka kematian ibu melahirkan, ketercukupan gizi makanan, dan usia harapan hidup.
Artikel Kesejahteraan Rakyat di Indonesia